Breaking

Sabtu, 13 Juni 2015

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Jenis-Jenis Gangguan Tidur (Sleep Disorder)





Tidur merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, agar kinerja dan performa tubuh tetap optimal saat tubuh sedang terjaga. Selama tidur, tubuh akan membentuk dan meregenerasi sel, mendukung fungsi otak, dan mengisi kembali energi tubuh. Bagi anak dan remaja, tidur dibutuhkan untuk membantu proses tumbuh kembang mereka.

Apa itu gangguan tidur (Sleep Disorder)?
Gangguan tidur adalah gangguan yang berhubungan dengan tidur dikarenakan masalah medis, gaya hidup dan faktor lingkungan yang biasanya menyebabkan tidur terganggu, mengakibatkan kurang atau kualitas tidur yang buruk.
Tidur dapat dibagi menjadi dua tipe/fase, yaitu tidur REM dan non-REM (NREM). 

1. Tahap Non Rapid Eye Movement/NREM.
Adalah tahap tidur yang tenang. Yang ditandai dengan denyut jantung dan frekuensi pernapasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. Tidur Non rem dibagi menjadi 4 tahap berdasarkan pola gelombang otak yang muncul.
  • Tahap 1 gelombang otak kita menjadi kecil dan tidak beraturan dan kita merasa bahwa kita berada pada ujung kesadaran dan dalam keadaan tidur ringan. Bila kita dibangunkan kembali maka kita masih dapat mengingat fantasi-fantasi atau beberapa gambar visual yang kita lihat. 
  • Tahap ke 2 otak kita terkadang menghasikan rentetan singkat gelombang yang cepat dan memiliki puncak gelombang yang tinggi hal ini disebut sebagai sleep spindle dan gangguan suara kecil mungkin tidak akan mengganggu tidur kita. 
  • Tahap ke 3 ini sebagai tambahan gelombang yang menjadi karakteristik pada tahap sebelumnya. Otak kita akan menghasilkan gelombang delta yang sangat lamban dengan puncak yank cukup tinggi. Pernapasan detak jantung kita akan melambat dan otot akan melemas atau rileks dan pada tahap ini mungkin kita sudah susah untuk dibangunkan.   
  • Tahap ke 4 dimana gelombang delta sudah mengambil alih sebagian besar aktivitas dan kita akan berada dalam tidur malam. Terjadinya rangkaian tahap ini berlangsung selama 30-45 menit.

2. Tahap Rapid Eye Movement/REM.
Ditandai dengan tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang luas. REM adalah periode tidur yang ditandai dengan pergerakan mata, hilangnya kekuatan otot dan mimpi yang tampak nyata. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau paradoks. Pada saat saat inilah mimpi-mimpi yang jelas lebih sering muncul.
Mimpi merupakan hasil dari neuron-neuron bagian bawah otak atau yang disebut dengan Pons yang bekerja secara spontan selama tidur REM. Saraf-saraf ini mengatur pergerakan mata,wajah,keseimbangan dan juga postur tubuh dan serta mereka juga mengirimkan pesan kepada bagian sensorik maupun motorik yang bertanggung jawab atas pemprosesan visual dan perilaku selama kita terjaga. Menurut Teori Aktivasi-Sintesis , sinyal-sinyal yang berasal dari pons tidak memiliki makna psikologis sendiri. Tapi kortekslah yang kemudian mencoba untuk membuatnya menjadi bermakna dengan mensintesiskan atau mengintegrasikan sinyal-sinyal ini dengan pengetahuan dan ingatan-ingatan yang sudah ada untuk menghasilkan interpretasi yang logis. Ini hanya seperti apa yang dilakukan oleh korteks ketika sinyal-sinyal datang dari organ indera pada saat kita terjaga. Ketika neuron yang aktif terletak pada bagian yang mengatur keseimbangan misalnya korteks dapat menghasilkan mimpi tentang jatuh. Karena sinyal-sinyal dari pons terjadi secara acak, interpretasi dari korteks yaitu mimpi mungkin terjadi secara tidak logis dan memusingkan.
Jadi otak sangat berpengaruh sekali dalam proses tidur dan mimpi. Karena di dalam otak terdapat pons yang berhubungan dengan tidur, terjada dan mimpi. Syaraf ini yang mengatur pergerakan mata,wajah,keseimbangan dan juga postur tubuh dan mengirimkan pesan kedapa bagian sensorik maupun motorik yang bertanggungjawab atas pemrosesan visual dan perilaku selama kita terjaga.
Namun ketika siklus itu terganggu, atau ketika seseorang tidak mengalami siklus REM dan NREM secara normal, tubuh akan mengalami berbagai efek buruk seperti merasa lelah, menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi, metabolisme tubuh terganggu, dan lain sebagainya.
Jika anda merasa mengalami kesulitan dalam tidur, atau memiliki gangguan dengan kebiasaan tidur, maka anda mungkin mengalami salah satu dari jenis-jenis gangguan tidur di bawah ini.

Insomnia.
Orang yang mengalami insomnia selalu merasa bahwa mereka tidak memiliki tidur yang cukup. Gejala insomnia berupa sulit untuk tertidur dan sering terbangun di tengah malam. Insomnia merupakan gangguan tidur yang umum, dan dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Insomnia bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti stres, depresi, gelisah, pola tidur yang buruk, atau karena sedang menjalani pengobatan serta mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
Insomnia merujuk pada kesulitan tidur atau tetap tidur, atau persepsi tidur tidak menyegarkan.
Insomnia seringkali berhubungan dengan lebih dari satu penyebab, termasuk faktor psikologi dan gaya hidup:
  • Berlebihan atau pengelolaan stress kurang baik.
  • Depresi dan cemas.
  • Konsumsi kafein berlebihan.
  • Kebiasaan tidur yang kurang baik dan pola tidur tidak teratur

Mendengkur.
Kebanyakan orang dewasa mendengkur saat tidur. Suara dengkuran berasal dari udara masuk yang menggetarkan jaringan halus di tenggorokan. Mendengkur bisa menjadi masalah karena suara yang dihasilkannya tersebut. Selain itu, mendengkur bisa menjadi pertanda utama masalah tidur yang lebih serius, yaitu sleep apnea.

Sleep Apnea.
Apnea tidur (bahasa inggris : sleep apnea atau sleep apnoea) adalah gangguan tidur dengan kesulitan bernapas (apnea = "tanpa napas") berulang kali ketika sedang tidur. Ada dua jenis sleep apnea : Central dan Obstructive. Terdapat juga jenis campuran. Orang yang menderita hal ini biasanya tidak sadar, walaupun setelah bangun. Sleep apnea dikenali sebagai masalah oleh orang lain yang mengamati, atau dapat dikenali dari akibatnya terhadap tubuh (sequelae). Diagnosa sleep apnea dilakukan dengan polysomnography. Apnea dapat juga diartikan sebagai berhentinya pernapasan untuk sementara. Dyspnea yang dibarengi dengan apnea dapat menyebabkan terjadinya awal sebuah kematian.
Gangguan tidur ini terjadi ketika sebagian saluran pernapasan bagian atas tersumbat, menghalangi proses pernapasan dalam waktu singkat, dan membuat seseorang terbangun dari tidurnya. Apnea berarti ‘tanpa napas’. Sleep apnea bisa terjadi berulang kali selama tidur, sehingga penderitanya selalu merasa sangat ngantuk di siang hari. Orang yang tidurnya mendengkur lebih beresiko mengalami gangguan tidur ini. Penelitian menunjukkan bahwa gejala sleep apnea yang parah dan tidak diobati dapat dihubungkan dengan penyakit serius seperti hipertensi, stroke dan penyakit jantung.

Narkolepsi (Narcolepsy).
Narkolepsi meruapakan gangguan tidur kronis, berupa rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. Gejala tersebut bisa terjadi dimana saja, bahkan di tempat kerja. Kondisi ini sering disebut dengan sleep attack, alias serangan tidur. Narkolepsi diduga merupakan akibat dari gangguan pada sistem saraf pusat (otak) yang menyebabkan terganggunya siklus tidur normal tubuh.

Parasomnia.
Parasomnia adalah gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan atau pengalaman yang terjadi selama tidur, masuk ke tidur, atau gairah dari tidur. Gangguan tidur jenis ini lebih umum ditemukan pada anak-anak (5% -15%) dibandingkan orang dewasa (1%). Biasanya bersifat jinak, akan tetapi tidak menutup kemungkinan hubungan dengan adanya luka trauma.
Jenis gangguan tidur ini meruapakan kelainan pada perilaku tidur seseorang, sehingga mengganggu ritme tidur. Gejalanya yang umum adalah berjalan saat tidur (sleepwalking), mimpi buruk, mengigau, dan lain sebagainya. Gejala parasomnia biasanya terjadi pada fase tidur NREM, dan lebih sering terjadi pada anak-anak usia 3-5 tahun. Seorang anak yang mengalami mimpi buruk bisa bangun sambil berteriak, namun tidak dapat menjelaskan ketakutannya. Kondisi ini sebenarnya lebih menakutkan bagi orang tua dibandingkan sang anak, karena kebingungan yang ditimbulkan akibat perilaku tidur anak tersebut.

Hipersomnia.
Hipersomnia merupakan salah satu kelainan tidur yang ditandai rasa kantuk yang berlebihan. Sehingga pasien sering kali membutuhkan waktu tidur yang jauh lebih lama dari orang normal.
Hipersomnia idiopatik primer adalah gangguan neurologis di mana pasien tidur malam hari daam jangka waktu lama tetapi tidak menyegarkan. Sehingga sering kali pasien melakukan tidur siang yang juga lama dan tidak memuaskan. Pasien hipersomnia mungkin tidur selama jangka waktu kurang lebih 20 jam sehari. Hasil pemeriksaan biasanya menunjukkan arsitektur tidur relatif normal dibandingkan dengan arsitektur tidur yang terganggu pada narkolepsi

Jika insomnia merupakan gejala sulit tidur, hipersomnia adalah kebalikannya: kebanyakan tidur. Penderita hipersomnia biasanya memiliki waktu tidur yang lebih lama dari orang lain, bahkan sering tidur di siang hari. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti gangguan pada sistem saraf atau pada sistem metabolisme tubuh, namun penyebab pastinya belum diketahui secara pasti.

Faktor Resiko
Beberapa gangguan tidur seperti sindrom kaki gelisah, tidur apnea obstruktif, narkolepsi dan parasomnia memiliki komponen genetik dan berjalan dalam keluarga.

Orang yang memiliki jadual tidur tidak teratur, termasuk pekerja giliran dan mereka yang seringkali melakukan perjalanan berbeda zona waktu, juga pada resiko tinggi mengalami masalah terkait dengan tidur.

Faktor gaya hidup seperti konsumsi kafein berlebihan, kurang olah raga teratur, manajemen stress kurang baik dan merokok semua berperan dalam gangguan tidur.

Pada umumnya, kualitas tidur menurun seiring usia. Sebagai akibatnya, seiring dengan perubahan degenerasi dan peningkatan berat badan yang meningkat sesuai usia, gangguan terkait tidur cenderung menjadi lebih sering seiring kita bertambah tua.

Pencegahan.
Beberapa tips pencegahan dasar untuk mencegah perkembangan gangguan tidur :
  • Jaga jadual tidur teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi. 
  • Hindari tidur berlebihan di siang hari. 
  • Jaga hanya tidur sekali di siang hari, jika ya, dan buat kurang dari 1 jam lamanya. 
  • Hindari makan penuh sebelum pergi tidur dan/atau konsumsi kafein dan alkohol khususnya setelah makan malam. 
  • Jangan pergi tidur kecuali Anda lelah. 
  • Pastikan lingkungan tidur yang nyaman, gelap dan tenang.  

Semoga Bermanfaat
Together We Share




Tidak ada komentar:

Posting Komentar